Kamis, 09 April 2009

Menuju Kehidupan yang Lebih Baik

Hinggar-bingar kampanye partai politik setahun terakhir, yang klimaksnya berlangsung sebulan terakhir, untuk "sementara" selesai. Dengan telah digelarnya Pemilu Legeslatif 9 April 2009, pertarungan partai politik maupun caleg dan calon anggota DPD tinggal menunggu hasil akhir perhitungan di KPU maupun KPUD.
Pelaksanaan pemilu 9 April 2009 secara nasional terbilang sukses. Indikasinya dengan tidak munculnya kejadian-kejadian yang luar biasa selama kampanye maupun saat pelaksanaan pemungutan suara. hal ini menunjukkan semakin tingginya kedewasaan warga negara Indonesia dalam berpolitik
Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi elit politik. Bahwa kedepan mereka tidak bisa "bermain-main lagi" berkaitan dengan kibajakan yang ditetapkan. Sebab rakyat akan melihat dan menilai apa yang telah disampaikan pada saat kampanye lalu. Apalagi dengan semakin mudahnya masyarakat mendapatkan akses informasi berkenaan dengan kebijakan pemerintah maupun partai politik.
Hasil semestara dari Quikc Count yang dilakukan berbagai lembaga survei terlihat adanya perubahan peta politik secara nasional. PDI-P dan Golkar yang selama dua pemilu reformasi selalu mendominasi perolehan suara, pada pemilu kali ini harus mengakui keprkasaan Partai Demokrat. Kita tidak mempermasalahkan siapa yang jadi pemenang. Kita hanya bisa berharap, bahwa produk dari pemilu legeslatif maupun pemilihan presiden beberapa bulan lagi memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Kita juga berharap dengan diterapkannya ET bagi partai-partai yang mendapatkan suara kurang dari 2,5% secara nasional, akan lebih "menyederhanakan" sistem kepartaian di Indonesia. Hemat penulis sebagai ketua KPPS, tingkat ketidaksahan suara bukan ditentukan oleh kesalah memberikan tanda seperti yang dikhawatirkan berbagai fihak selama ini. Tingginya angka suara tidak sah (sekitar 20 - 25% dari pemilih yang hadir) lebih banyak disebabkan kebingungan pemilih untuk menentukan pilihannya. terlalu banyaknya partai peserta pemilu ditambah dengan memilih caleg, sangat menyulitkan warga. Jangakan masyarakat awam, mereka yang banyak memperoleh informasi melalui media cetak maupun elektronik juga mengalami hal sama. Banyaknya surat suara yang tidak diberi tanda bukan berarti pemilih tidak dapat menandai surat suara, akan tetapi lebih dikarenakan kebingungan menentukan pilihan. Ini dikarenakan jumlah partai peserta pemilu yang cukup banyak. Semoga hal ini menyadarkan kepada para elit politik untuk tidak mudah mendirikan partai untuk sekedar ikut pemilu lalu tenggelam. Kita berharap paling tidak untuk pemilu 2014, partai politik yang mengikuti tidak lebih dari 10. Semoga!!!

Selanjutnya ......

Kamis, 26 Maret 2009

Misteri Bilangan Lubang Hitam 123

Dalam astronomi dan fisika, kita mengenal adanya suatu fenomena alam yang sangat menarik yaitu lubang hitam (black hole). Lubang hitam adalah suatu entitas yang memiliki medan gravitasi yang sangat kuat sehingga setiap benda yang telah jatuh di wilayah horizon peristiwa (daerah di sekitar inti lubang hitam), tidak akan bisa kabur lagi. Bahkan radiasi elektromagnetik seperti cahaya pun tidak dapat melarikan diri, akibatnya lubang hitam menjadi "tidak kelihatan".

Ternyata, dalam matematika juga ada fenomena unik yang mirip dengan fenomena lubang hitam yaitu bilangan lubang hitam. Bagaimana sebenarnya bilangan lubang hitam itu? Mari kita bermain-main sebentar dengan angka.

Coba pilih sesuka hati Anda sebuah bilangan asli (bilangan mulai dari 1 sampai tak hingga). Sebagai contoh, katakanlah 141.985. Kemudian hitunglah jumlah digit genap, digit ganjil, dan total digit bilangan tersebut. Dalam kasus ini, kita dapatkan 2 (dua buah digit genap), 4 (empat buah digit ganjil), dan 6 (enam adalah jumlah total digit). Lalu gunakan digit-digit ini (2, 4, dan 6) untuk membentuk bilangan berikutnya, yaitu 246.

Ulangi hitung jumlah digit genap, digit ganjil, dan total digit pada bilangan 246 ini. Kita dapatkan 3 (digit genap), 0 (digit ganjil), dan 3 (jumlah total digit), sehingga kita peroleh 303. Ulangi lagi hitung jumlah digit genap, ganjil, dan total digit pada bilangan 303. (Catatan: 0 adalah bilangan genap). Kita dapatkan 1, 2, 3 yang dapat dituliskan 123.

Jika kita mengulangi langkah di atas terhadap bilangan 123, kita akan dapatkan 123 lagi. Dengan demikian, bilangan 123 melalui proses ini adalah lubang hitam bagi seluruh bilangan lainnya. Semua bilangan di alam semesta akan ditarik menjadi bilangan 123 melalui proses ini, tak satu pun yang akan lolos.

Tapi benarkah semua bilangan akan menjadi 123? Sekarang mari kita coba suatu bilangan yang bernilai sangat besar, sebagai contoh katakanlah 122333444455555666666777777788888888999999999. Jumlah digit genap, ganjil, dan total adalah 20, 25, dan 45. Jadi, bilangan berikutnya adalah 202.545. Lakukan lagi iterasi (pengulangan), kita peroleh 4, 2, dan 6; jadi sekarang kita peroleh 426. Iterasi sekali lagi terhadap 426 akan menghasilkan 303 dan iterasi terakhir dari 303 akan diperoleh 123. Sampai pada titik ini, iterasi berapa kali pun terhadap 123 akan tetap diperoleh 123 lagi. Dengan demikian, 123 adalah titik absolut sang lubang hitam dalam dunia bilangan.

Namun, apakah mungkin saja ada suatu bilangan, terselip di antara rimba raya alam semesta bilangan yang jumlahnya tak terhingga ini, yang dapat lolos dari jeratan maut sang bilangan lubang hitam, sang 123 yang misterius ini?

Selanjutnya ......

Selasa, 17 Maret 2009

Soal Baru

Selanjutnya ......